• Posted by : Unknown Senin, 24 Juli 2017




     POKERHUNTER77 - Agent Poker Online Dan Bandar Q Terbaik Dan Terpercaya ~ Sore itu, aku sedang di ruang tamu ketika seorang tamu mengetuk pintu. Malas-malasan aku berdiri dan menuju pintu. Ternyata, Teh Renny, temen nyokap. “Mama ada?” tanyanya sambil menuju ruang tamu..“Gak ada Teh, Mama masih di Bandung. Mungkin besok pagi baru pulang. Atau malam ntar…” Teh Renny kecewa. Ia menyandarkan tubuhnya yang dibungkus jilbab putih. POKER

    “Capek banget kayaknya Teh,”aku berbasa-basi.
    “IYa, abis keliling nawarin baju ke pelanggan.”
    Teh Renny adalah teman ibuku. Ia seorang janda, 43, anak masih smp. Ia sering mengambil produk baju wanita atau pria dari Ibu yang seorang distributor pakaian. Ia mengeluarkan barang2 dari dalam tas besarnya. Diletakkan di atas meja.

    “YA udah, Teteh titip aja ke kamu. Ini barang dipulangin, mau diganti dengan produk lain aja.” DOMINO 99
    Tampak pakaian dalam wanita. Aku tercekat. BH-BH itu beraneka warna dan ukuran.

    “Kenapa dipulangin Teh?”tanyaku iseng sambil lalu.
    “Kurang laku, ukurannya besar2. Pelanggan Teteh jarang yang big size. Lebih enak jual yang ukuran sedang dan kecil.”
    Teteh meminta aku ambil BH-BH dari gudang di belakang rumah. Kemudian Teteh Renny sibuk memilih2.
    “BAntuin Teteh atuh?” 
    “Gak ngerti Teh yang ukuran kecil atau sedang gimana?”
    “Kamu liat ukurannya 34 ke bawah, itu sedang atau kecil.” CERITA DEWASA
    Aku lalu memilah-milah sesuai permintaan.
    “KAmu salah, itu besar. itu CUP D besar.”
    “Ohh…harusnya berapa?”
    “B atau A…”

    Setelah dapat yang diinginkan, Teh Renny minum air es yang kusediakan. Aku membereskan bh2 itu dan membawa ke gudang. Tapi ketika kembali Teh Renny minta tolong lagi.
    “Oh ya Jun, Teh minta lagi dong bh2 itu. Teteh mau ambil 2 biji.Tapi ambil yang besar2 aja ya…” CAPSA SUSUN
    Aku kembali ambil kedua BH itu. Teh Renny memilih ukuran 38C, tapi ia tampak bingung. Tapi ia memutuskan ambil warna putih berenda dan warna hitam.

    “Buat siapa Teh? Katanya gak laku?”
    Teh Renny senyum, manis sekali.
    “Buat Teteh pakai…”

    AKu tercekat. Entah kenapa mataku spontan melirik ke bagian toket yang tertutup baju itu. Benarkah toket nya itu sebesar itu? Aku tak yakin, tidak ada tanda-tandanya. Kelihatan tidak membusung alias datar2 aja.

    “Ohh…” ADU Q

    “Kenapa kaget gitu Jun…?”

    Teh Renny orangnya supel. Dia suka blak2 an. Meski orang Sunda, tapi dia menjaga sikap dan prinsip hidupnya.Hingga kini ia belum juga dapat suami baru lagi. Memang pernah ia berpacaran beberapa kali, itu kata Ibuku.Tapi kandas di tengah jalan.

    Gara2 ia memberi tahu rahasia seksual yang dijaganya selama ini, aku jadi horny. Padahal selama ini aku tidak pernah seperti itu.Pikiran nakal merasuki kepalaku. Tapi dia teman Ibuku? Aku tak peduli. Aku akan merayunya. Aku akan berakting pura2 lugu. Itu jebakan buat dia nanti. Aku harus bisa menyaksikan keindahan toket miliknya.

    “Teh, boleh Arjuna pilihkan gak ?”
    Teh Renny menoleh ke arahku.
    “Boleh…bagus yang model mana?”
    “Warnanya sih udah ok. Model transparan gitu bagus deh. Terus ada renda-rendanya.”
    Janda berjilbab itu senyum.

    “Hmmm.gitu yaa…” BANDAR Q

    “bentar Teh…aku ambilin katalog dulu ya dari kamar Mama…”

    Katalog itu kuserahkan ke Teteh. Di dalam majalah berwarna itu tampak berbagai model BH yang dikenakan model-model sesuai ukuran, tipe atau merk. Tentu saja model2nya orang bule. Teteh membolak-balik halaman dengan serius.

    “Sini…liatin yang bagus yang mana…”
    Aku mendekati Teteh di sofa. Harum semerbak tubuhnya menyergap hidungku. Begitu menggoda, merangsang dan membangkitkan kejantananku. Aku melirik wajahnya. Meski kulit wajahnya sudah tidak semulus gadis lagi, tapi sisa-sisa keayuan masa lalu masih ada. Bibirnya mungil, dipoles lipstick tipis. Dia cantik secara alami.

    “Teh yang ini ok…”

    Teh Renny menganggu setuju. “Tapi Mama kamu gak ada tipe ini…”

    Aku kecewa karena menurutku BH itu sangat seksi. Berukuran besar, menyanggah payudara si model yang setengah baya dengan anggun. Putingnya tampak menerawang dan sebagian besar gundukan toket nya terbuka.

    “Tapi yang punya Ibu kamu ini hampir mirip kok. Cuma kancingnya di belakang…”kata Teh Renny. BANDAR POKER
    Kami melihat-lihat halaman lain.
    “Teh…ukurannya gede-gede yaa…”
    “Iya…eh, tapi ngomong2 kamu jangan cerita ke Ibu kamu Teteh bhnya dipilih2 sama kamu yaa…”
    Aku manggut.

    “Kenapa Teteh ukuran toket nya bisa besar kayak orang bule?”tanyaku pura2 lugu.
    Janda itu mencubit lenganku.
    “Sejak lahirin anak, jadi besar toket nya.”
    Aku duduk menyender di sofa. Teh Renny juga.
    “Teh gak dicoba dulu bh nya?”
    “Gak usah…pasti pas kok…”
    “Oya…dulu suami suka pilihin model bh Teteh…”
    “Waktu gadis iya…tapi udah punya anak gak pernah…lagian dia gak suka ukuran besar…”
    Aku pura2 kaget. “Masa sih Teh? Kan enak toket yang ukuran besar…?”
    Teh Renny menoleh ke arahku. “Nakal ya…kamu dah pengalaman…emang pernah rasain toket gede …?” SAKONG
    “Blom sih…dulu pacar aku sedang…”
    “Terus kok bias tahu yang toket gede enak…”
    “Kalo liat di film porno…kayaknya yang toket besar itu enak menurut aku.”
    “Tapi suami mbak dulu gak suka.”
    “Menurut aku bodoh, laki2 gak suka ukuran mbak…Itu kan keindahan, seksi banget…”
    Teh Renny tersanjung. Senyumnya indah banget.
    Sesaat suasana hening. Aku gelisah, karena penisku sudah mengejang dalam posisi miring.
    “Teh benar gak sih…perempuan ukuran besar itu nafsunya gede juga yaa…”
    Teh Renny ketawa lebar. “Mungkin..kamu aneh2 aja…tergantung…”
    Aku menatapnya erat2. Semakin dekat.

    “Tergantung apa Teh?”
    Teh Renny jadi gugup. Ini sudah saatnya. Kugenggam tangannya.
    “Teh…kalo aku suka yang besar…kalo Teteh suka cowok yang besar juga?”

    Pernyaanku membuat Teh Renny salah tingkah.
    “Kamu jangan ngomong seks terus…ntar kamu jadi nafsu lagi…”
    “Biarin Teh…”Kutarik tubuh Teh agar bersandar di sofa.

    “Enak gini, biar Teteh bias istirahat. Kasihan capek kan?”

    Sepasang mata mungil itu menatapku sendu. Teh Renny memandangiku dengan tatapan kosong. Ia menarik wajahku semakin dekat dan melumat bibirku dengan lembut. Betapa lembutnya bibir janda manis ini. Teh Renny menarik tubuhku semakin rapat.

    Tangannya melingkari bahuku. Aku biarkan ia mengendalikan situasi. Usai berciuman, ia melepas penutup kepalanya. Rambutnya yang hitam tergerai. Ia memiringkan kepalanya ke kiri, menampakkan leher yang jenjang.
    “Teteh cantik…”

    Ia mengembangkan senyum. Ia melumat bibirku lagi sambil memelukku erat erat. Aku mulai terpancing. Kujilati… POKER

    Leave a Reply

    Subscribe to Posts | Subscribe to Comments

  • - Copyright © BACA SAMPAI BASAH - Powered by Blogger - Designed by Johanes Djogan -